Minat dan Motivasi Belajar


Minat dan Motivasi Belajar


PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 

Dalam proses pembelajaran, guru sebagai fasilitator semestinya memiliki kepekaan yang kuat pada bakat dan minat peserta didiknya. Dengan mengetahui bakat dan minat peserta didik sebenarnya guru telah menemukan salah satu faktor yang dapat mendorong peserta didik tersebut sampai pada tujuan belajarnya.
Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai minat peserta didik, sebagai salah satu karakteristik peserta didik dalam sebuah lembaga pendidikan, yang dapat dikembangkan dan dikemas sedemikian rupa oleh lembaga pendidikan dalam upaya mengantarkan peserta didik pada kompetensi yang sesuai dengan bakat dan minatnya. 

Selain itu, Motivasi seorang guru mampu membuat siswanya merasa membutuhkan ilmu, bila seseorang merasa membutuhkan ilmu maka tanpa disuruhpun siswa akan mencari ilmu itu sendiri, sehingga semangat siswa untuk menuntut ilmu sangat tinggi dan hal ini akan sangat memudahkan proses belajar. 


B. Rumusan Masalah 

a. Apa Pengertian Minat dan Motivasi? 

b. Apa Fungsi Minat dan Motivasi? 

c. Bagaimana Cara Meningkatkan Minat dan Motivasi dalam Belajar? 
C. Tujuan Pembahasan 

a. Untuk Mengetahui Pengertian Minat dan Motivasi? 

b. Untuk Mengetahui Fungsi Minat dan Motivasi? 

c. Untuk Mengetahui Cara Meningkatkan Minat dan Motivasi dalam Belajar? 


PEMBAHASAN 

A. Pengertian Minat 

Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek.Misalnya, minat terhadap pelajaran, olahraga, atau hobi. Dalam menjalankan fungsinya minat berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Manusia memberi corak dan menentukan sesudah memilih dan mengambil keputusan. sesuatu hasil pengalaman yang tumbuh pada dan dianggap bernilai oleh individu adalah kekuatan yang mendorong seseorang itu untuk berbuat sesuatu. Jadi pengalaman yang dianggap bernilai merupakan faktor yang turut membuat minat pada diri individu. Pengalaman memberikan motivasi serta kekuatan pada diri individu untuk melakukan sesuatu. 

Dari pemaparan mengenai definisi-definisi minat diatas dapat disimpulkan bahwa, minat adalah gejala psikis yang muncul dalam diri seseorang dan direalisasikan dengan perasaan senang dan menimbulkan perhatian yang khusus terhadap sasaran, sehingga seseorang cenderung berupaya untuk mencapai sasaran tersebut. Jadi untuk melihat reaksi dari gejala psikis tersebut dapat di pastikan dari sikap, prilaku, atau motivasi yang dimiliki oleh seseorang dalam beraktifitas. 

Karateristik minat :[1]

1. Menimbulkan sikap positif terhadap sesuatu objek. 

2. Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu objek itu. 

3. Mengandung suatu pengharapan yang menimbulkan keinginan atau gairah 

Jenis-jenis minat 

1. Minat vokasional merujuk pada bidang – bidang pekerjaan. 

a. Minat profesional : minat keilmuan, seni dan kesejahteraan sosial. 

b. Minat komersial : minat pada pekerjaan dunia usaha, jual beli, periklanan, akuntansi, kesekretariatan dan lain – lain. 

c. Minat kegiatan fisik, mekanik, kegiatan luar, dan lain – lain. 

2. Minat avokasional, yaitu minat untuk memperoleh kepuasan atau hobi. 
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat 

1. Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan. 

2. Faktor motif sosial, Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, perhargaan dari lingkungan dimana ia berada. 

3. Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuat kegiatan atau objek tertentu. 

Dari uraian tersebut dengan adanya minat memungkinkan adanya keterlibatan yang lebih besar dari objek yang bersangkutan. Karena minat berfungsi sebagai pendorong yang kuat. [2]
C. Cara menumbuhkan minat dalam belajar 

Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik, karena itu guru berkewajiban untuk menumbuhkan minat belajar siswanya. Yang dapat dilakukan guru adalah sebagai berikut: 

a. Memahami kebutuhan anak didik dan berupaya melayani kebutuhan mereka. 

b. Jangan memaksa anak didik untuk tunduk pada kemauan guru. 

c. Memberikan informasi pada anak didik mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu. 

d. Menjelaskan kegunaan materi pelajaran untuk masa yang akan datang. 

e. Menghubungkan materi pelajaran dengan peristiwa yang kontektual 


Minat yang muncul dalam pikologis siswa merupakan sebuah gejala, sehingga munculnya minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Faktor tersebut diantaraya: faktor individu dan sosial.[3]

1. Faktor individu 

Merupakan pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami, misalnya diakibatkan karena ; kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan sifat pribadi. Setiap individu mempunyai tingkat kematangan serta kecerdasan yang berbeda sehingga minat yang muncul juga tidak sama antara individu satu dengan yang lain. Misalnya, seseorang yang mempunyai kecerdasan dibidang mata pelajaran ekonomi maka akan cenderung melakukan aktifitas dibidang kerja atau koperasi. Sebaliknya sesorang yang mempunyai kecerdasan dibidang perikanan maka akan cenderung melakukan aktivitas di sawah atau tambak. 

2. Faktor sosial 

Merupakan pengaruh yang muncul diluar individu, misalnya diakibatkan karena kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi sosial. Minat yang dipengaruhi oleh faktor sosial misalnya; ketika siswa hidup dalam masyarakat yang kesehariannya bersentuhan dengan padi (mayoritas petani padi), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian darinya, sebaliknya jika kesehariannya bersentuhan dengan ikan (mayoritar pekerja tambak), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal lebih dalam mengenai perikanan. 

Jadi, Peran minat sangat besar jika dikaitkan dalam pelaksanaan pembelajaran, karena dengan adanya minat siswa untuk belajar, proses pembelajaran akan dapat efektif. Jika murid telah berminat dalam kegiatan belajar mengajar, maka hampir dapat dipastikan proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan hasil belajar juga optimal. 
D. Pengertian Motivasi 

Motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Sartain dalam bukunya Psychology Understanding Of Human Behavior : Motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang. Banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak memperolah motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga. Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar.[4]

Sartain menggunakan kata motivasi dan drive untuk pengertian yanag sama. Pada umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan ( goal ) atau perangsang ( incentive ). Tujuan ( goal ) adalah yang menentukan/membatasi tingkah laku organisme itu. Jika kita yang tekankan ialah faktanya/obyeknya, yang menarik organisme itu, maka kita pergunakan istilah “perangsang” . Pengertian motif tidak dapat dipisahkan dari pada kebutuhan ( need ). Seseorang atau suatu organisme yang berbuat/melakukan sesuatu, sedikit-banyaknya ada kebutuhan di dalam dirinya atau sesuatu yang hendak dicapainya. Sartain menggunakan istilah “kebutuhan ( need )” sebagai suatu istilah kebutuhan kekurangan tertentu di dalam sesuatu organisme. 

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 1986: 75). Demikian dalam belajar, prestasi siswa akan lebih baik bila siswa memiliki dorongan motivasi orang tua untuk berhasil lebih besar dalam diri siswa itu. Sebab ada kecenderungan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi mungkin akan gagal berprestasi karena kurang adanya motivasi dari orang tua.[5]


E. Fungsi Dan Ciri-Ciri Motivasi 

1. Fungsi Motivasi 

Fungsi Motivasi Dalam Belajar Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu pulalah kualitas hasil belajar siswa juga kemungkinannya dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. 

Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut : 

a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan. 

b. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. 

c. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai. 

Menurut (Sabri, 1996) Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak, motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sabagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas. Motif itu menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh. Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan tetapi juga merupakan penentu hasil perbuatan. Motivasi akan mendorong untuk bekerja atau melakukan sesuatu perbuatan dengan sungguh-sungguh (tekun) dan selanjutnya akan menentukan pula hasil pekerjaannya. 

2. Ciri-ciri Motivasi Dalam Belajar 

Ada beberapa ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ini dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas sebagaimana dikemukakan Brown dalam Mahfudzh 1990:126 sebagai berikut :[6]

a. Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh 

b. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan 

c. Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru 

d. Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas 

e. Ingin identitasnya diakui oleh orang lain 

f. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri 

g. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali 

h. Selalu terkontrol oleh lingkungannya. 
F. Klasifikasi Motif - Motif dan Motivasi 

a. Klasifikasi Motif - Motif 

Para ahli psikologi berusaha menggolong-golongkan motif-motif yang ada dalam diri manusia atau suatu organisme, ke dalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing :[7]

Woodworth mengklasifikasikan motif-motif sebagai berikut : 

1) Unlearned motives ( motif-motif pokok yang tidak bisa dipelajari ) ialah motif-motif yang biasa disebut drive (dorongan) timbul disebabkan oleh kekurangan-kekurangan/kebutuhan-kebutuhan dalam tubuh seperti lapar, haus, sakit, dan lain sebagainya yang menimbulkan dorongan dalam diri untuk minta supaya dipenuhi, atau menjauhkan diri padanya. 

Dengan melalui latihan dan kehidupan sehari-hari, maka unlearned motives pada seseorang makin berkembang dan mengalami perubahan-perubahan seperti berikut : 

a. Tujuan-tujuan dan motif-motif menjadi lebih mengkhusu. 

b. Motif-motif itu makin berkombinasi menjadi motif-motif yang lebih kompleks. 

c. Tujuan-tujuan perantara, dapat menjadi/berubah menjadi tujuan yang sebenarnya. 

d. Motif-motif itu dapat timbul karena adanya perangsang-perangsang baru ( perangsang buatan ) motif yang dapat berubah menjadi motif bersyarat. 

2) Learned motives ( motif-motif pokok yang dapat dipelajari ). 

Menurut Woodworth motif juga dapat di golongkan menjadi tiga golongan, yaitu : 

a) Kebutuhan-kebutuhan organis yakni motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh ( kebutuhan-kebutuhan organis ) seperti lapar, haus, kekurangan zat pembakar, kebutuhan bergerak dan beristirahat/tidur dan sebagainya. 

b) Motif-motif yang timbul sekonyong-konyong ( emergency motives ) ialah motif-motif yang timbul jika situasi menuntut timbulnya kegiatan yang cepat dan kuat dari kita, tetapi karena perangsang dari luar yang menarik kita. Contoh diwaktu kita sedang asyik belajar, sekonyong-konyong terdengar teriakan “ Tolong”. Seketika itu kita terdorong untuk keluar rumah dan melakukan sesuat. 

c) Motif Obyektif ialah motif yang diarahkan/ditunjukan ke suatu obyek atau tujuan tertentu di sekitar kita. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita menyadarinya. Contoh motif menyelidiki, menggunakan lingkungan. 


b. Klasifikasi Motivasi 

Secara umum motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu (Prayitno, 1989: 10).[8]

a. Motivasi Instrinsik 

Menurut Priyitno (1989: 11) motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Tingkah laku individu itu terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan. Tetapi individu bertingkah laku karena mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku dari dalam dirinya sendiri yang tidak bisa dilihat dari luar. Thornburgh dalam Priyitno (1989: 10) berpendapat bahwa motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri sendiri. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam individu, dimana dorongan tersebut menggerakkan individu atau subyek untuk memenuhi kebutuhan,tanpa perlu dorongan dari luar. 

b. Motivasi ekstrinsik 

Sardiman (1990: 90) memberikan definisi motivasi ekstrisik sebagai motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat dikatakan lebih banyak dikarenakan pengaruh dari luar yang relatif berubah-ubah. 

Motivasi ekstrinsik dapat juga di katakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar di mulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Sardiman, 1990: 90).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang bermotivasi ekstrinsik melakukan sesuatu kegiatan bukan karena ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan pujian, hadiah dan sebagainya. 
G. Cara Menumbuhkan Motifasi Belajar 

Terdapat beberapa cara untuk membangkitkan motivasi belajar pada diri individu siswa dalam melakukan aktivitas belajarnya. Menurut Nasution (1982:81) cara membangkitkan motivasi belajar antara lain:[9]

a. Memberi Angka 

Banyak siswa belajar yang utama justru untuk mencapai angka yang baik, sehingga biasanya yang dikejar itu adalah angka atau nilai. Oleh karena itu langkah yang dapat ditempuh guru adalah bagaimana cara memberi angka-angka dapat dikaitkan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap pengetahuan. 

b. Memberi Hadiah 

Hadiah dapat membangkitkan motivasi belajar seseorang jika ia memiliki harapan untuk memperolehnya, misalnya: seorang siswa tersebut mendapat beasiswa, maka kemungkinan siswa tersebut akan giat melakukan kegiatan belajar, dengan kata lain ia memiliki motivasi belajar agar dapat mempertahankan prestasi.[10]

c. Hasrat Untuk Belajar 

Hasil belajar akan lebih baik apabila pada siswa tersebut ada hasrat atau tekad untuk mempelajari sesuatu. 

d. Mengetahui Hasil 

Dengan mengetahui hasil belajar yang selama ini dikerjakan, maka akan bisa menunjukan motivasi siswa untuk belajar lebih giat, kerana hasil belajar merupakan feedback (umpan balik) bagi siswa untuk mengetahui kemampuan dalam belajar. 

e. Memberikan Pujian 

Pujian sebagai akibat dari pekerjaan yang diselesaikan denga baik, merupakan motivasi yang baik pula. 

f. Menumbuhkan Minat Belajar 

Siswa akan merasa senang dan aman dalam belajar apabila disertai dengan minat belajar apabila disertai dengan minat belajar. Dan hai ini tak lepas dari minat siswa itu dalam bidang studi yang ditempuhnya. 

g. Suasana yang Menyenangkan 

Siswa akan merasa aman dan senag dalam belajar apabila disertai denga suasana yang menyenangkan baik proses belajar maupun situasi yang dapat menumbuhkan motivasi belajar. 
H. Hubungan Motivasi dengan Minat 

Motivasi penting dalam membentuk seberapa besar minat belajar siswa. Motivasi juga mempengaruhi seberapa banyak siswa akan mempelajari dari suatu kegiatan pembelajaran, atau seberapa banyak penyerapan siswa dalam menangkap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar akan menggunakan kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi tersebut. Sehingga siswa dapat menyerap dan mengangkap lebih baik. Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama dalam keberhasilan belajar siswa. Siswa yang termotivasi dengan baik akan menghasilkan tingkat keberhasilan yang lebih baik. Motivasi terbagi menjadi dua , yaitu maotivasi dari dalam diri sendiri disebut intrisik dan motivasi dari luar disebut ektrinsik . motivasi dari dalam diri sendiri (intrinsik) biasanya siswa sadar dan terdorong akan pentingnya belajar. [11]

Pentingnya peran motivasi dalam proses pembelajaran perlu pahami oleh pendidik, agar dapat melakukan berbagai tindakan dan bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan bagi siswa baik dari dalam maupun dari luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi kebutuhan. Kebutuhan tersebut sangat berhubungan dengan proses pembelajaran. 

Motivasi siswa dapat digambarkan sebagai bahan bakar mesin penggerak, tanpa adanya bahan bakar maka mesin tidak akan berfungsi bergerak dengan baik. Motivasi belajar yang baik akan mendorong siswa aktif dan berprestasi didalam kelas. Tetapi motivasi yang kuat juga dapt berdampak negatif terhadap usaha belajar. 

Fungsi dari motivasi pembelajaran yaitu sebagai penggerak, pengarah dan mendorong tingkah laku atau perbuatan seseorang. 

Minat adalah keadaan mental, kondisi atau keinginan jiwa terhadap suatu objek untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Hal ini berarti seseorang tidak akan mencapai tujuan cita-cita jika dalam diri seseorang tidak ada minat dan keinginan untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. Dalam pembelajaran minat merupakan motor penggerak untuk mencapi tujuan yang diingikan, tanpa adanya minat atau keinginan maka tujuan tidak akan tercapai. [12]

Sebagai pendidik juga harus mampu menjaga minat belajar siswa dalam belajar, dengan cara memberi kebebasan untuk pindah dari pembelajaran satu ke pembelajaran yang lain dalam situasi belajar. Faktor yang mempengaruhi minat belajar antara lain yaitu faktor yang berasal dari dalam diri dan faktor yang berasal dari luar diri siswa. 


Mengembangkan motivasi dan minat belajar siswa penting dalam pembelajaran, yang mana pada dasarnya untuk membantu dan mendorong siswa dalam memilih bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan dengan dirinya sendiri, agar tujuan yang dingikan tercapai. 


PENUTUP 

A. Kesimpulan 

Minat adalah gejala psikis yang muncul dalam diri seseorang dan direalisasikan dengan perasaan senang dan menimbulkan perhatian yang khusus terhadap sasaran, sehingga seseorang cenderung berupaya untuk mencapai sasaran tersebut. Jadi untuk melihat reaksi dari gejala psikis tersebut dapat di pastikan dari sikap, prilaku, atau motivasi yang dimiliki oleh seseorang dalam beraktifitas. 

Karateristik minat : 

4. Menimbulkan sikap positif terhadap sesuatu objek. 

5. Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu objek itu. 

6. Mengandung suatu pengharapan yang menimbulkan keinginan atau gairah 

Motivasi adalah suatu pernytaan yang komplek didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang. Motivasi terbagi menjadi dua yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Fungsi motivasi ada beberpa macam yaitu: 

a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan. 

b. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. 

c. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai. 


DAFTAR PUSTAKA 


Shaleh, Abdul Rahman. 2008. Psikologi. Jakarta: Kencana. 

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 

Priyitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Grapindo Persada 

Sardiman, A,M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali 

Mahfudzh, Shalahudin. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya : Bina Ilmu 

Purwanto, Wgalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rasya Karya 



[1] Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Belajar (Jakarta: Kencana, 2008) Hlm. 178 

[2] Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) hlm. 120 

[3] Wgalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. (Bandung : Remaja Rasya Karya.1990)hlm.142 

[4] A,M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rajawali.1990.)hlm.74 

[5] Ibid.hlm.75 

[6] Shalahudin Mahfudzh, Pengantar Psikologi Pendidikan.( Surabaya : Bina Ilmu.1990)hlm.126 

[7] Ibid.Hlm,127 

[8] Elida Priyitno, Motivasi Dalam Belajar. (Jakarta: Grapindo Persada1989) hlm.10 

[9] Elida Priyitno, Motivasi Dalam Belajar. (Jakarta: Grapindo Persada1989) hlm.32 

[10] Ibid,hlm.33 

[11] Elida Priyitno, Motivasi Dalam Belajar. (Jakarta: Grapindo Persada1989) hlm.45 

[12] Ibid.hlm.46

0 Response to "Minat dan Motivasi Belajar"

Post a Comment