Memotivasi Peserta Didik Dalam Pembelajaran


MEMOTIVASI PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN 


PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 

Motivasi belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, yaitu apabila dikehendaki peningkatan mutu pendidikan maka dibutuhkan motivasi yang lebih besar dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini menempatkan motivasi belajar pada posisi yang penting di dalam proses pembelajaran, akan tetapi realita di lapangan menunjukan bahwa banyak siswa yang tidak memiliki kemauan belajar yang tinggi pada mata pelajaran tertentu. Kurangnya motivasi belajar siswa ini, disebabkan karena terlalu monotonya suasana dalam pembelajaran sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti materi yang disampaikan oleh guru.
Disamping itu juga faktor lingkungan belajar yang kurang mendukung dalam merangsang motivasi siswa. Jika hal ini berlangsung secara terus-menerus dan tidak ada tindakan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan nyaman serta membantu mempermudah memahami bagi siswa, maka hal ini akan sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Permasalahan di atas pada dasarnya berhubungan erat dengan metode dan cara penyampaian materi yang digunakan oleh guru. Untuk itu guru dituntut harus mampu disamping menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif, yang lebih penting adalah menciptakan atau menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan mudah untuk memahami setiap materi yang disampaikan. Melalui berbagai strategi pembelajaran, diharapkan guru dapat memotivasi peserta didiknnya. 


B. Rumusan Masalah 

1. Bagaimana konsep, indikator, serta pengukuran motif dan motivasi belajar? 

2. Bagaimana konsep dan contoh straegi pembelajaran yang memotivasi peserta didik? 

C. Tujuan 

1. Untuk mengetahui konsep, indikator, serta pengukuran motif dan motivasi belajar. 

2. Untuk mengetahui konsep dan contoh straegi pembelajaran yang memotivasi peserta didik? 


PEMBAHASAN 

Seperti diketahui, motivasi belajar pada siswa tidak sama kuatnya, ada siswa yang motivasinya bersifat intrinsik dimana kemauan belajarnya lebih kuat dan tidak tergantung pada faktor di luar dirinya. Sebaliknya dengan siswa yang motivasi belajarnya bersifat ekstrinsik, kemauan untuk belajar sangat tergantung pada kondisi di luar dirinya. Namun demikian, di dalam kenyataan motivasi ekstrinsik inilah yang banyak terjadi, terutama pada anakanak dan remaja dalam proses belajar. 

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. 

Sebelum masuk kepada bagimana upaya seorang guru dalam memotivasi belajar siswa penulis terlebih dahulu akan membahas tentang apa itu motivasi, yang akan dilanjutkan dengan hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam memotivasi belajar siswa, ciri-ciri siswa termotivasi dan fugsi motivasi bagi siswa. 

1. Motivasi Belajar 

Sudarwan (2002:2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Hakim (2007:26) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. 

Huitt,W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Ditambahkan Gray (Winardi, 2002) mengemukakan bahwa motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu. 

Menurut Handoko (1992: 59), untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari beberapa indicator sebagai berikut : 

a. Kuatnya kemauan untuk berbuat 

b. Jumlah waktu yang disediakan untuk 

c. belajar 

d. Kerelaan meninggalkan kewajiban atau 

e. tugas yang lain 

f. Ketekunan dalam mengerjakan tugas. 

Sedangkan menurut Sardiman (2001:81) motivasi belajar memiliki indikator sebagai berikut: 

a. Tekun menghadapi tugas. 

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas 

c. putus asa) 

d. Menunjukan minat terhadap 

e. bermacam-macam masalah orang 

f. dewasa. 

g. Lebih senag bekerja mandiri 

h. Cepat bosan pada tugas rutin 

i. Dapat mempertahankan pendapatnya 

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Kemauan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. 

2. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar 

Upaya meningkatkan motivasi belajar anak dalam kegiatan belajar di sekolah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru diungkapkan Sardiman (2005:92), yaitu: 

a. Memberi angka 

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja. 

b. Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa. 

c. Kompetisi Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik. 

d. Ego-involvement 

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi. 

e. Memberi Ulangan 

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka. 

f. Mengetahui Hasil 

Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya. 

g. Pujian 

Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri. 


h. Hukuman 

Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsipprinsip pemberian hukuman tersebut. 

Dalam rangka mengupayakan agar motivasi belajar siswa tinggi, seorang guru menurut Winkel (1991) hendaknya selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 

a. Seorang guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan prinsip belajar, pada prinsipnya harus memandang bahwa dengan kehadiran siswa di kelas merupakan suatu motivasi belajar yang datang dari siswa. 

b. Guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, karena dalam proses belajar, seorang siswa terkadang dapat terhambat oleh adanya berbagai permasalahan. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kelelahan jasmani ataupun mental siswa, sehingga seorang guru harus berupaya untuk membangkitkan kembali kinginan siswa dalam belajar. Upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru menurut Dimyati (2002:95) yaitu dengan cara : 

1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang di alaminya ; 

2. Meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberikan kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar. 

3. Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar. 

4. Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar. 

5. Merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil. 

6. Guru mengoptimalisasikan pemanfataan pengalaman dan kemampuan siswa. Perilaku belajar yang ditunjukkan siswa merupakan suatu rangkaian perilaku yang ditunjukkan pada kesehariannya. Untuk itu, maka pengalaman yang diberikan oleh guru terhadap siswa dalam meningkatkan motivasi belajar menurut Dimyati (2002) adalah dengan cara : 

i. siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya, tiap membaca hal-hal penting dari bahan tersebut dicatat. 

ii. guru memecahkan hal yang sukar bagi siswa dengan cara memecahkannya. 

iii. guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidik keberanian kepada siswa dalam mengatasi kesukaran. 

iv. guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran. 

v. guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mampu memecahkan masalah dan mungkin akan membantu rekannya yang mengalami kesulitan. 

vi. guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesulitan belajarnya sendiri. 

vii. guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi (Sukadi,2006) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, yaitu sebagai berikut: 

a. Pengalaman pada tahun-tahun pertama kehidupan 

Adanya perbedaan pengalaman masa lalu pada setiap orang menyebabkan terjadinya variasi terhadap tinggi rendahnya kecenderungan untuk berprestasi pada diri seseorang. 

b. Latar belakang budaya tempat seseorang dibesarkan 

Bila dibesarkan dalam budaya yang menekankan pada pentingnya keuletan, kerja keras, sikap inisiatif dan kompetitif, serta suasana yang selalu mendorong individu untuk memecahkan masalah secara mandiri tanpa dihantui perasaan takut gagal, maka dalam diri seseorang akan berkembang hasrat berprestasi yang tinggi. 

c. Peniruan tingkah laku (Modelling) 

Melalui modelling, anak mengambil atau meniru banyak karakteristik dari model, termasuk dalam kebutuhan untuk berprestasi jika model tersebut memiliki motivasi tersebut dalam derajat tertentu. 

d. Lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung 

Iklim belajar yang menyenangkan, tidak mengancam, memberi semangat dan sikap optimisme bagi siswa dalam belajar, cenderung akan mendorong seseorang untuk tertarik belajar, memiliki toleransi terhadap suasana kompetisi dan tidak khawatir akan kegagalan. 

e. Harapan orangtua terhadap anaknya Orangtua yang mengharapkan anaknya bekerja keras dan berjuang untuk mencapai sukses akan mendorong anak tersebut untuk bertingkahlaku yang mengarah kepada pencapaian prestasi. 

Selain beberapa pendapat di atas menurut Sanjaya, (2009) ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut: 

a. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. 

Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi nbelajar siswa (Sanjaya, 2009:29). 

b. Membangkitkan motivasi siswa 

Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh karena itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar (Sanjaya, 2009:29). Salah satu cara yang logis untuk momotivasi siswa dalam pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan minat siswa (Djiwandono, 2006:365). 

c. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar 

Siswa hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang lucu. 

d. Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik 

Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi siswa-siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar (Yamin,2009:174). Dengan pembelajaran yang menarik, maka akan membangitkan rasa uingin tahu siswa di dalam kegiatan pembelajaran yang selanjutnya siswa akan termotivasi dalam pembelajaran. 

e. Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa 

Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam pembelajaran, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Karena pujian menimbulkan rasa puas dan senang (Sanjaya, 2009:30) Namun begitu, pujian harus sesuai dengan hasil kerja siswa. Jangan memuji secara berlebihan karena akan terkesan dibuatbuat. Pujian yang baik adalah pujian yang keluar dari hati seoarang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada siswa atas jerih payahnya dalam belajar (Djamarah, 2002:152). 

f. Berikan penilaian 

Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing (Sanjaya, 2009:31). Penilaian secara terus menerus akan mendorong siswa belajar, oleh karena setiap anak memilki kecenderungan untuk memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168). 

g. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa 

Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “ bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009:21). 

h. Ciptakan persaingan dan kerjasama 

Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pemebelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik (Sanjaya, 2009:31). Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok maupun antar individu. 

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Berikut ini dikemukakan beberapa petunjuk untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 

3. Ciri Siswa Bermotivasi Tinggi 

Menurut Sardiman (1996) siswa yang memiliki motivasi tinggi memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain sebagai berikut: 

a. Tekun menghadapi tugas 

b. Ulet menghadapi kesulitan /tidak cepat putus asa. 

c. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin. 

d. Lebih senang kerja mandiri. 

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 

f. Dapat memperthanankan pendapatnya . 

g. Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya. 

4. Fungsi Motivasi 

Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan siswa. Sardiman (1996:84) mengemukakan ada tiga fungsi motivasi, yaitu: 

a. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 

b. Menuntun arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberi arah, dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. 

Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Menurut Djamarah (2002:123) ada tiga fungsi motivasi, yakni : 

a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar. 

b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung,yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. 

c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan perbuatan yang perlu diabaikan. 



KESIMPULAN 

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan seseorang yang dapat menimbulkan tingkat kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Kemauan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. 

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. karena dengan guru kratif menjadikan siswa tergugah dalam pembelajaran yang akan dialami siswa atau siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran. 


DAFTAR PUSTAKA 


Damin, Sudarman. (2004). Inovasi Pedididkan. Bandung: Pustaka Setia 

Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. 

Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta 

Hamalik. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. 

H. Martinis, Yamin. 2009. Srategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Persada 

Handoko, T. Hani, 1992. Manajemen personal dan sumber daya manusia, edisi kedua, cetak ke empat. Penerbit yogyakarta: UGM 

Sukadi, (2006).Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung 

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group 

Sardiman, AM.1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers. 

Sardiman,A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo. 

Sardirman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo. 

Oemar, Hamalik (2007). Proses Belajar. Jakarta: Buki Aksara. 

Winkel, W.S, 1991. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah: PT. Grasindo. Jakarta. 

Wuitt,W.(2001). Motivation To Learn. An Overview. Educational Psychology Interactive. Valdosta: Saldosta State University. 

0 Response to "Memotivasi Peserta Didik Dalam Pembelajaran"

Post a Comment